The Other Side Of Me

The Best Way to Learn alamism

Sajak Cinta Murahan

Sayangku,

Andai aku bisa berkata-kata seperti para penyair bersajak

Aku ingin bisa mengatakan padamu bahwa aku sungguh mencintaimu

Tapi ternyata memang benar, di dunia ini ada banyak hal yang tidak bisa diungkapkan lewat kata

Termasuk rasa cintaku padamu, yang ternyata tak pernah tersampaikan secara nyata padamu

Sayangku,

Andai aku bisa memutar waktu

Aku ingin kembali ke masa lampau, mengulang lagi memori indah antara kita berdua

Tapi ternyata memang benar, sesuatu yang telah lalu tak bisa berlalu lagi

Termasuk kisah cinta kita, yang ternyata hanyalah kisah cinta murahan, yang palsu seperti di tivi

Sayangku,

Andai aku bisa mengubah jalanku,

Aku ingin bersamamu, selalu bersamamu, dan hanya bersamamu

Tapi ternyata memang benar, pasangan sehidup semati hanyalah omong kosong pujangga belaka

Termasuk kau dan aku, yang ternyata tak pernah bisa dan tak akan pernah satu

Sayangku,

Andai aku bisa berkata-kata seperti para penyair, bisa memutar waktu, dan bisa mengubah jalanku,

Aku ingin bisa menunjukkan padamu dan meyakinkan dirimu, bahwa aku sungguh cinta kamu

Tapi ternyata memang benar, di dunia ini tidak ada cinta sejati

Dan ternyata kamu memang benar, aku ternyata tidak pernah cinta kamu,

Dan ternyata memang benar, kisah cinta kita adalah sebuah kisah cinta murahan

Yang penuh dengan isak tangis palsu dan rayu gombal kemunafikan

February 26, 2010 Posted by | Igauan, literature | , , | 1 Comment

Cerita tentang Kantin Mahasiswa

Ini adalah sebuah kantin mahasiswa
Surga bagi mereka yang merasa disiksa dalam neraka bernama ruang kelas
Sekaligus neraka bagi mereka yang menemukan kedamaian di ruang kelasnya

Ini adalah sebuah kantin Mahasiswa
Saat dimana mahasiswa bisa membebaskan diri
Tanpa bermunafik lagi di depan dosen, menjadi apapun yang ia mau

Lihatlah pada suatu ujung
Ada yang bermain kartu,
Begitu asiknya dengan asap yang mengepul
Tak peduli dengan mahasiswi yang makan di balik punggung
Tak risau dengan waktu kuliah yang sudah menunggu dari sejam yang lalu
Hanya kartu dan mungkin sedikit uang taruhan yang terpikirkan
Hanya riuh gelak tawa yang terucapkan
Dan mungkin sesekali akan terdengar makian dari mereka yang kalah
(Buat apa kita kuliah, kalau bisa main kartu?
Yang penting main kartu dan cari duit dulu, kuliah bisa menunggu
Yang penting kan absen ga jebol, dan ujian bisa ikut)

Lihatlah pada ujung yang lain
Mahasiswa-mahasiswa aktivis
Duduk melingkar bak intelek-intelek elit
Lihatlah di meja:
Kopi, Rokok, dan buku-buku tentang pergerakan serta perpolitikan bangsa
Tidak ada makanan, tidak ada canda
(Kami tidak sempat untuk tertawa jika memikirkan saudara kami yang bersedih
Kami tidak tega untuk makan jika memikirkan saudara kami yang kelaparan
Kami tidak sampai hati untuk kuliah sementara saudara kami ada yang tidak bisa sekolah
Kami hanya peduli dengan saudara kami, dengan bangsa ini
Dan hanya kamilah golongan mahasiswa yang sanggup merubah itu semua)

Lihatlah pada ujung yang lain
Kelompok mahasiswa seniman
Secara ragawi, mereka sedang duduk bersama di dalam kantin mahasiswa
Tapi secara ruhani, entah mereka ada di mana sekarang
Ada yang melayang mengikuti alur cerita dari buku sastra yang ia baca
Ada yang melayang mengikuti melodi gitar yang ia tirukan dari seorang legenda musik
Dan ada yang melayang bersama…. Ah tak jelas melayang bersama apa, hanya melayang saja,
Katanya sedang cari inspirasi
(Ini adalah seni
Manusia boleh pintar, tapi belum tentu mereka bisa memahami keindahan seni
Dan kamilah orang-orang yang dipilih Tuhan
Untuk menjadi golongan istimewa, golongan yang paham keindahan seni)

Lihatlah pada ujung lainnya
Golongan mahasiswa terpelajar
Golongan mahasiswa baik-baik, teladan bagi yang lain
Tidak ada asap mengepul dari tempat mereka
Di atas meja, piring makan berebut tempat dengan buku-buku kuliah tebal
Golongan mahasiswa terpelajar makan secara tertib
Teratur, tidak berisik
Kalaupun perlu bicara, hanya seperlunya saja,
Itupun seringkali berhubungan dengan kuliah, kuliah, dan kuliah
(Kami adalah mahasiswa
Tugas kami adalah belajar, belajar, dan belajar
Kami sudah banyak merepotkan orang tua kami
Sudah saatnya kami membalas mereka
Yaitu dengan rajin belajar, belajar, dan hanya belajar
Agar kami bisa sukses di kemudian hari)

Ada juga kau temui di ujung,
Kelompok mahasiswa yang putus asa
Merokok-merokok-merokok, melamun-melamun-melamun,
Hanya itu yang dilakukan
Tak tahu apa sebab mereka begitu
Hanya saja golongan ini dinamakan golongan putus asa
Golongan yang sudah putus asa akan kuliahnya yang tak kunjung membaik, tapi sayang untuk dilepas
Golongan yang sudah putus asa akan cinta yang tak kunjung berbalas, tapi jijik untuk berganti orientasi seksual
Golongan yang dikecewakan oleh sahabatnya sendiri, tapi tak tega meninggalkan sahabatnya itu
Golongan mahasiswa putus asa, golongan orang-orang terpuruk,
Yang isinya selalu orang yang tersisih keadaan
Yang selalu berbeda manusianya dari bulan ke bulan, tergantung musimnya

Dan masih banyak lagi, mahasiswa-mahasiswa yang sering nongol di kantin,
Ada mahasiswa yang kelelahan setelah berolahraga,
Mampir hanya untuk melepas lelah, setelah itu cabut lagi ke arena pertandingan
Ada mahasiswa yang datang sekedar untuk kumpul-kumpul dulu,
Membicarakan mau jalan-jalan kemana, setelah itu berangkat ke pusat perbelanjaan
Dan ada pula mahasiswa yang sekedar datang ke kantin
Hanya untuk mencari kenalannya yang sedang makan atau merokok,
Setelah itu dia ngeloyor pergi begitu dapat apa yang dia ingini

Perhatikanlah kantin mahasiswa ini
Begitu menarik, begitu memikat hati
Bukan pada makanan yang menjadi daya tarik
Tapi pada orang-orang yang ada di kantin inilah daya tarik itu berasal

Berbagai topic pembicaraan dibahas di sini
Mulai dari asmara, lika-liku politik kampus, kompleksitas sebuah kalkulus,
Hingga kata-kata makian dan olokan dapat didengarkan di kantin mahasiswa

Di kantin inilah, para pemuda harapan bangsa, berkumpul di sela-sela kuliahnya
Ada yang jadi dosen di masa depan, padahal kerjaannya sekarang hanya main kartu
Ada yang jadi pemimpin bangsa di masa depan, padahal sekarang hanyalah golongan putus asa
Atau mungkin justru menjadi pengkhianat bangsa di masa depan,
Walaupun sekarang getol bicara pergerakan dan bicara tentang belajar,belajar, dan belajar

Semuanya begitu menarik jika kita membicarakan tentang kantin mahasiswa
Tentang orang-orangnya dan tentang apa yang mereka bicarakan, semuanya memikat hati
Dan karenanyalah aku bersyukur bisa mengenal tempat ini begitu dalam,
Walaupun hanya sebatas penjaja nasi uduk

February 26, 2010 Posted by | Igauan, literature | , , , | Leave a comment

Sajak kata hati

Sebuah kata hati
Sebuah kebenaran yang selalu tertutupi
Dengan berbagai kata-kata manis
Akankah kita selalu mengkhianati
Kata-kata hati yang terbersit di nurani?

Andai ada suatu kebenaran yang pasti
Maka itulah kata hati
Anda ada suatu kebenaran yang murni
Maka itulah kata hati
Apa yang kita inginkan dengan pasti
Apa yang kita inginkan dengan yakin
Sesuatu yang paling murni dan yang paling hakiki
Dari suatu yang paling kita maui maupun paling kita setujui
Itulah kata hati

Berapa banyak manusia yang mengingkari kata hati
Dengan berbagai kata-kata manis yang membius
Dengan berbagai alasan yang diada-adakan dan dilebih-lebihkan
Dengan Memutarbalikkan fakta dan logika
Demi mengingkari kata hati
Demi memperoleh kebenaran yang semu
Kebenaran yang melenakan manusia barang sesaat yang pada akhirnya
Hanya menyajikan kemunafikan dan kehancuran saja

Manusia boleh berdalih
Bahwa hanya mereka yang mengerti
Tentang pribadi masing-masing
Namun itu hanyalah dalih
Karena tetaplah yang paling mengerti
Adalah kata hati

Jadi untuk apakah manusia mengkhianati kata hatinya?
Untuk apakah manusia mengelabui akal sehatnya yang paling sehat?
Untuk apakah manusia mengingkari kebenaran yang paling hakiki?
Untuk apakah manusia menghindari apa yang paling ingin ia dekati?
Untuk apakah manusia menolak apa yang paling ia kehendaki?
Untuk apakah manusia mempertanyakan sesuatu yang tidak perlu lagi dipertanyakan?
Dan untuk apakah manusia manusia melakukan itu semua,
Melakukan pengkhianatan atas kata hati apa mereka?

Biarkan kata hati bicara
Biarkan apa yang benar itu benar dan yang salah itu salah
Tidak ada kebenaran yang berangkat dari kemunafikan
Tidak ada kebenaran yang perlu dipercantik maupun ditutupi
Dan tidak ada suatu kebenaran yang mengingkari kata hati

Jika menurut kata hatimu benar, maka itu benar
Jika menurut kata hatimu kau ingin hal itu, maka kau memang ingin hal itu
Tidak perlu lagi kata-kata lain selain kata hati

Dan bebaskan aku, kata hatimu
Untuk lebih berbicara,
Dan dengarkan aku, kata hatimu,
Dan aku akan membawamu ke kebenaran, membawamu ke apa yang benar-benar kau maui

February 26, 2010 Posted by | Igauan, literature | , , | Leave a comment

Cerita Tentang Warung Kopi Asik

Ini adalah sebuah warung kopi
usaha turun temurun tujuh generasi
dan konon
ini adalah tempat ngopi yang paling asik
selama tujuh generasi

(dan entah sejak kapan
nama warung Kopi ini jadi “Warung Kopi Asik”)

Ini adalah sebuah warung kopi
warung kopi tradisionil
dengan hidangan tertulis hanya tiga:
indomi, gorengan tahu-tempe, dan aneka kopi
tidak ada es teh manis, es jeruk, roti bakar, atau apalah itu
aneka kopi pun bukanlah kopi-kopi aneh macam capuccino, latte, atau apalah itu
bahkan merek-merek kopi bubuk yang kau kenal pun tidak ada
hanya ada indomi goreng dan rebus tanpa telor
gorengan tahu dan tempe
serta kopi item, kopi susu, dan kopi jahe
tanpa yang lain

jika kau mau pesan yang lain:
kau hanya dapat air putih
jika mau protes:
silakan pergi
itulah aturan warung kopi asik

ini hanyalah sebuah warung kopi tradisionil
jika kau cari AC, internet, sofa empuk dan televisi di sini
kau hanya menemui ventilasi, bangku kayu, dan transistor
yang konon kabarnya merupakan warisan dari generasi pertama
kalaupun ada yang terhitung baru, hanyalah sebuah gitar akustik saja
yang katanya pemberian dari seorang pelanggan

jika kau pikir warung kopi ini dibilang asik karena tempatnya
maka kau salah
kau hanya menemui sebuah warung kopi dengan ukuran seperti pas foto: 3×4
juga bukan warung kopi pinggir jalan
tapi warung kopi depan kuburan :
kuburan dari pemilik warung kopi generasi sebelumnya

jika kau pikir warung kopi ini dibilang asik karena pemiliknya
maka alih-alih mendapatkan perempuan bahenol
kau hanya menemui aki-aki tua berpeci dan bersarung
serta mulut yang selalu mengunyah sirih
yang untungnya, baik peci, sarung dan sirih
bukanlah warisan generasi pertama

mungkin kau akan bertanya:
lantas apanya yang asik?
apakah aku hanya berbohong?
tidak kawan, aku tidak berbohong,
alasan mengapa warung kopi ini dikatakan warung kopi asik
dan mengapa warung kopi ini begitu ramai
justru ada pada pemiliknya

don’t judge the book just by its cover, kata orang
dan jangan nilai warung kopi ini hanya dari tampilannya
karena jika begitu
kau tidak akan pernah menyadari betapa ‘ajaibnya’ warung ini
atau lebih tepatnya pemilik warung ini

tanpa pernah orang tahu bagaimana ceritanya,
ketika ada sekelompok mahasiswa berdialog tentang filsafat kiri
ketika mahasiswa baru sampai mendiskusikan marx-engels,
tiba-tiba si aki nyeletuk, “paham tersebut ada baiknya jika ditinjau dari sudut pandang nietzsche maupun gramsci, karena menurut nietzsche dan gramsci, blablabla”
yang akhirnya sesi ngopi mahasiswa tersebut berakhir dengan sesi kuliah filsafat kiri
(dan mahasiswa ini sekarang merupakan langganan tetap warung kopi asik ini
dan sering berdiskusi tentang banyak hal
mulai dari filsafat, politik dan ekonomi
yang entah bagaimana si kakek bisa tahu Socrates, Montesquieu, hingga Tan Malaka dan Ahmad Wahib)

tanpa pernah orang tahu bagaimana ceritanya,
ketika sekelompok peneliti muda berdialog tentang dasar-dasar teori fisika modern
ketika peneliti ini mengkaji tentang azas relativitas einstein,
tiba-tiba si aki, sambil menghidangkan kopi nyeletuk, “apa sudah dikaitkan dengan azas ketiadk-pastian heisenberg? lalu bagaimana dengan teori dari planck dan feynman? sudahkah kalian bahas?blablabla”
yang akhirnya sesi ngopi peneliti tersebut berakhir menjadi dialog seru tentang fisika modern
(dan peneliti ini sekarang merupakan langganan tetap warung kopi asik ini
sambil ngopi mereka biasanya ngobrol tentang topik jurnal dan penelitian yang terbaru
yang entah bagaimana si aki tahu dengan pasti beserta rumus matematiknya)

tanpa pernah orang tahu bagaimana ceritanya pula,
pernah datang sekelompok pemusik, datang membawa gitar akustik
yang tampaknya ingin menguji si aki
mereka berdebat tentang rock, blues, dan jazz: aliran mana yang lebih oke
sambil memamerkan skill gitar
tiba-tiba si aki nyeletuk “itu mah masalah selera..tapi sebenernya semua bisa digabungin kok..”
lalu si aki tiba-tiba meminjam gitar pemusik ini
dan tiba-tiba dia memainkan melodi-melodi gitar Santana untuk menunjukkan “bahkan rock, blues, jazz bisa digabungin skaligus bersama latin, asal kalian benar memainkannya”
(akhirnya sesi itu ditutup dengan pemusik yang menganga
dan penyerahan gitar akustik oleh pemusik itu kepada si aki
dan sampai skarang mereka menjadi langganan tetap untuk diskusi tntang karya baru mereka
bersama si aki)

ini mungkin warung kopi biasa
tapi pemiliknya bukanlah pemilik warung kopi biasa
banyak mitos yang berkaitan dengan si pemilk kopi
mulai dari siapa nama aslinya (hanya biasa dipangigil Pak Pi, singkatan dari ‘Pak, Kopi’)
hingga isu bahwa sebenernya dia adalah justru pendiri warung kopi tersebut yang tidak bisa mati (mengingat tidak ada satupun keluarga dari si pemilik warung kopi ini)

apapun itu, satu yang jelas
jika kau datang kemari
berbicaralah sesukamu bertanyalah sekenamu kepada si pemilik
dan kau pasti tidak mengira bahwa si pemilik bisa tahu semua yang kau pikirkan
bahkan bisa tahu apa yang tidak kau tahu
yang semua itu membuatmu tidak merasa ada di warung kopi
atau tidak membuatmu merasa sedang berbicara dengan pemilik warung

kau justru akan merasa ada di rumah
atau mungkin di kantor
mungkin di kampus
sedang ngobrol dengan orang tua, pasangan, atasan, atau mungkin dosen
yang herannya, topik-topik tersebut bisa dilakukan kesemuanya dengan sempurna
oleh si pemilik
hingga membuatmu merasa nyaman
hingga akhirnya kau akan sadar
mengapa warung kopi ini
dinamakan “warung kopi asik, tempat ngopi paling asik selama tujuh generasi”

datanglah ke warung kopi asik
dan kau akan mengerti
bahwa memang warung kopi ini warung kopi asik
hanya saja ada yang perlu kau perhatikan jika kemari

tidak ada es teh manis, es jeruk, roti bakar, atau apalah itu
tidak ada capuccino, latte, atau apalah itu
tidak ada AC, internet, sofa empuk dan televisi, atau apalah itu
yang ada hanya warung kopi tradisionil biasa dengan pemilik luar biasa
Jika kau mau pesan yang lain:
kau hanya dapat air putih
jika mau protes:
silakan pergi

itulah aturan warung kopi asik

February 26, 2010 Posted by | Igauan, literature | , , , | Leave a comment